12.20.2005

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Part 2)

...
Masa-masa sulit adalah atribut yang melekat pada kehidupan. Kerumitan yang sama juga pernah singgah di kehidupan para pendahulu. Bahkan kesulitan hidup yang paling beratlah yang pernah melintas di jalan para Rasul dan Nabi. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ?Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.? (Al Baqarah: 214).

Kesulitan ini, bila disikapi dengan santun, akan terus menyerang sendi-sendi ke-aku-an kita. Pada akhirnya akan mengantarkan kalbu ke dalam kesadaran dan pengakuan akan kelemahan diri; untuk kemudian mengagungkan ke-MahaPerkasa-an-Nya.

Dien ini mengajarkan kita agar lebih optimis dalam menghadapi kesulitan. Allah menjanjikan munculnya kemudahan sesudah kesulitan. "Kelak Allah akan memberikan kemudahan sesudah kesempitan" (Ath Thalaq: 7). Nasihat inilah yang tetap menopang hati agar tetap teguh saat kesulitan menghadang langkah. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (Alam Nasyrah: 5-6).

Keberhasilan jiwa untuk menahan beban hidup yang menghimpit akan melahirkan telaga kebijaksanaan. Kebesaran hati untuk menahan duka yang mendalam akan memancarkan kuluhuran kepribadian.
...

12.14.2005

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Allah berfirman:
"Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" ( QS: Alam Nasyrah 94:5-6 ).

Jika kita lihat dan baca tulisan versi arabnya maka kita temui bahwa setiap kata 'usri (kesulitan) selalu diikuti huruf alif dan lam sedangkan kata yusra (kemudahan) tidak. Kedua huruf ini biasanya membentuk arti kata benda dan memiliki sifat tunggal. Sedangkan kata yusra tidak diikuti oleh huruf alif dan lam. Jadi, maksud ayat ini adalah bahwa di setiap kesulitan itu pasti banyak jalan kemudahan.

Tinggal bagaimana kita menyikapi kesulitan yang ada. Apakah kita sabar atau tidak. Apakah kita dengan kesulitan yang ada tetap yakin bahwa dengan kesulitan ini akan membawa kebaikan. Atau dengan kesulitan justeru semakin menjauhkan dari Allah, semakin banyak berbuat maksiat.

Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang tetap sabar menerima ujian dan cobaan.

11.16.2005

Membina Akhlak Kita

Faham hal baik dan buruk
Sentiasa membaca istighfar ketika kita melakukan keburukan, dan membaca hamdalah ketika melakukan kebaikan!!!
Cuba lakukan introspeksi diri sebelum tidur, siapa kita? Untuk apa kita hidup? Adakah hidup selepas mati? Siapa yang boleh tolong kita?!!!

Kuatkan iman kita
Apa yang boleh kita buat? Senang je, mulakan dengan sembahyang tahajud, sudah buat berapa kali dalam satu minggu? Dah buat sedekah? Kalau ada lebih wang belanja kita, tengoklah saudara kita yang tak mampu, bagi sedekahnya. Baca Al Qur’an berapa muka surat sehari kita baca? Insya Allah tiga hal ni boleh kuatkan iman, nak cuba?!!!

Berkawanlah dengan orang baik
Kawan sejati ialah yang boleh membantu kita dikala senang dan di waktu susah, kawan yang sangat baik ianya menunjuk kita dalam kebaikan. Kawan boleh membawa kita ke surga kerana kesolihannya, ataupun membawa kita ke neraka kerana ketolehannya, nak pilih yang mana?!!!

Tinggalkan tempat yang buruk
Pencuri itu lahir di tempat yang dipenuhi oleh perompak dan penyamun. Penjenayah itu takut kalau lalu pejabat polis. Seorang remaja muslim takut kalau mendengar kata dadah, iya ke?

Biasakan buat amal baik, walau kecil
Ketika kita naik bas/tren tengok wanita hamil berikanlah tempat duduk kita sebab ia lebih perlu. Pernahkah kita senyum pada orang yang tidak kita suka?

Terima nasihat dari orang lain
Walau kita dah pandai, belum tentu kita sempurna. Terimalah nasihat itu walaupun dari musuh kita. Kerana nasihat ialah ubat.

Buatlah sekarang, amalan baik
Jangan tunggu esok, sebab belum tentu kita boleh buat esok.

~dari Ust. DD~

11.11.2005

Hawa nafsu

Hawa nafsu adalah gejolak jiwa pada diri seseorang yang selalu mngajak seseorang untuk melakukan hal-hal yang negatif,seperti mencuri, berzinah, berbuat curang dan lain sebagainya. Hawa nafsu biasa diistilahkan juga dengan sebutan "syaitan yang bersemayam didalam diri manusia", yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran. Dalam pengelihatan manusia memperturuti hawa nafsu dapat membawanya kepada kebahagian, padahal kerusakan yang akan ditimbulkan oleh pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. hawa nafsu juga dapat merusak potensi diri seseorang, yang mana sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, namun hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud disini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya. Namun karena hambatan nafsu yang ada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya. karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mnecapai hal tersebut.


BAGAIMANA MENGATASI HAWA NAFSU

MILIKI IMAN
Nafsu dapat di asumsikan dengan sebuah tarikan. tarikan kesuatu arah, dimana arah yang dituju adalah adalah kemaksiatan yang berujung kepada kehancuran. kehidupan dunia dengan segala keindahannya adalah pemicu hidupnya hawa nafsu, yang dalam pandangan manusia nampak begitu indah penuh pesona dan daya tarik. Sementara itu tujuan setiap orang adalah kebahagian abadi, dan ini berada pada ujung yang berlawanan, tidak berada pada jalur-jalur pemuasan hawa nafsu. Maka dari itu untuk mengalahkan hawa nafsu akan menjadi pekerjaan yang akan sangat berat. Harus ada pesona lain atau keindahan lain yang dapat memalingkan manusia dari daya tarik nafsu, dan daya tarik itu adalah kebenaran. Maka Beriman kepada kebenaran adalah langkah awal untuk mengalahkan nafsu

PENGABAIAN
Nafsu juga dapat kita sebut dengan bisikan-bisikan kotor/jahat yang ada dalam diri. bisikan-bisikan tersebut sering kali tampak menarik dan mengisi hari dengan kebaikan.

JAGA PANCA INDRA

~Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hawa_nafsu
~

11.02.2005

Selamat Hari Raya

Karena lisan yang tidak terjaga, hati yang berprasangka serta semua sikap yang menyakitkan, Mohon maaf lahir dan batin.

Taqaballahu minna wa minkum, Kullu aamin wa antum bi khair.
Semoga Amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima-Nya. Amin.

Selamat menyambut hari raya.

10.05.2005

Jangan-Jangan Istidraj

Bagaimana kita tahu bahwa nikmat yang diberikan kepada kita ternyata adalah Istidraj. Pernahkan kita merasa bahwa kita menerima nikmat hanya karena Allah menguji kita. Istidraj adalah ujian yang diberikan dalam bentuk kenikmatan. Allah menguji kita apakah kita bersyukur jika diberi nikmat atau sebaliknya.

Ada orang berkata bahwa nikmat yang saya terima ini karena saya telah bekerja keras. Saya kerja banting tulang mencari rezeki, patutlah saya dapat harta seperti sekarang ini. Ia lupa arti nikmat pemberian dari Allah, lupa bersyukur. Dia tidak berfikir jangan-jangan ini Istidraj.

Banyak orang lupa kepada Allah ketika diuji dengan kekayaan. Saat rezeki bertambah, harta semakin banyak, kendaraan mewah ada, karir meningkat, tapi di saat yang sama maksiat tetap jalan, bahkan semakin meningkat, jangan pula berfikir itu karena Allah masih sayang kepada kita. Padahal itu semua adalah cobaan, fitnah dan ujian, yang mengandung bencana.

Semoga kita semua diberinya petunjuk kepada jalan yang lurus. Jalan yang diridhai-Nya. Amin.

Beberapa Cerita Bersama Ustadz

Memperhatikan kehidupan Ustads di sini sungguh luar biasa. Kupanggil ustadz karena kebanyakan dari mereka lulusan timur tengah seperti Saudi dan Mesir. Berikut beberapa kisahnya, walaupun masih ada cerita-cerita lain yang unik.

1. Bermalam di rumah para Ustadz
Suatu hari aku tidur dirumah para ustadz. Rumah ini merupakan base camp mereka, karena di rumah ini biasanya mereka berkumpul. Waktu menunjukkan pukul 12 malam, suasana menjadi sepi, mungkin semua sudah tidur. Tapi masih ada dua orang yang masih melek, termasuk seorang ustadz di bilik ini. Aku masih asyik di depan komputer sambil baca-baca sebuah buku yang ada di dekat komputer itu. Judulnya apa aku lupa, tapi isinya bagus sekali, kisah dua orang manusaia. Yang satu ahli maksiat yang bangga terhadap perbuatannya satu lagi seorang yang pernah berbuat maksiat tetapi dia kembali taubat kepada Allah.

Waktu menunjuk kira-kira pukul 3 atau 4 pagi, aku masih belum tidur juga. Terdengar ada ada di antara mereka bangun dan sholat tahajud dan yang lain lagi masih ada yang tidur.(Mereka ini tidur awal supaya bisa bangun untuk sholat tahajud, hebat pikirku). Aku tertidur kira-kira pukul 4/4.30. Menjelang subuh kebanyakan mereka sudah bangun. Terdenar juga suara-suara mereka pergi kamar mandi. Meski baru tidur tapi aku masih bisa dengar juga, nggak tahu juga kenapa aku bisa dengar meskipun baru tidur.Pendengaranku ini sensitif sekali, nggak bisa tidur jika berisik

Kita semua sholat subuh di surau yang jaraknya tidak lebih 400m. Kita sholat jamaah bersama penduduk kampung tersebut. Ternyata salah seorang dari ustadz, Ustadz Y, menjadi imam surau itu. Hebat, pikirku dalam hati. Selesai subuh balik lagi ke rumah. Istirahat bentar, sambil melanjutkan baca buku semalam. Ada ustadz yang tilawah Al-quran, Olaharaga, masak air dll. Pukul 8 pulang ke rumah sebenarnya..tidur lagiiiiiii!

2. Pengalaman naik komuter dengan ustadz S
Kita pergi dari stesen UKM, rencananya mau ke KL. Hari minggu itu banyak juga yang ingin naik komuter. Lima menit menunggu, datang juga komuter, lalu kita naik. Duduk bersebelahan sementara di depan ada perempuan dan seorang lelaki, masih muda.adik dan kakaknya mungkin, positif thinking aja . Sejak naik kuperhatikan juga tingkah ustadz. Pandangan matanya jarang menatap jauh, seringnya melihat ke bawah. setelah duduk dia mengambil sesuatu dalam tasnya. Ternyata dia ambil Al-quran, dia terus bolak-balik Al-Quran itu sambil dibacanya dalam hati.(hebaaat)

3. Cerita beberapa ustadz bertemu jodohnya
Wah ini seru. Kisahnya jauh dari cerita yang sering dilihat di sinetron di TV-TV. Ustadz IT bercerita perjalanan pernikahannya. Ana nggak kebayang bisa nikah secepat itu, yang ada dalam diri ana hanya niat. Waktu itu yang menawari menikah adik ana sendiri. Dengan niat bulat dan percaya kpd adiknya langsung aja dia datan ke ortu perempuan itu. Coba tebak apa yg dia lakukan, ternyata dia langsung melamarnya. Meskipun saat itu dia belum pernah lihat wajah calon isterinya. Saat itu calon isterinya masih kuliah di lain kota. Tapi takdir memang harus terjadi, menikahlah mereka berdua.Menakjubkan, jika Allah menentukan takdir jodoh kita, semua pasti akan mudah.

Satu lagi ttg ustadz DT. Sehabis lulus dari Madinah dia pulang. Suatu ketika dia bertemu dengan lelaki yang kemudian bertanya kepadanya, "Apakah kamu sudah siap menikah? Jika siap saya ada seorang anak perempuan. Dijawabnya siap.kini lelaki yang bertanya tadi jadi mertuanya.

Ada lagi ttg ustadz Z. Dia ini belum menikah. Saat ditanya kenapa belum menikah, dia jawab: tunggu aja. Terus ditanya lagi sudah ada calon belum, hehe tak dijawab. Terus tanya lagi, gimana pendapat ustadz ttg pacaran, jawabya: boleh-boleh aja jika saling mencintai. Yang tidak boleh itu cara pacaran. Jika saling memandang, berkhalwat itu jelas tidak boleh.. Baguslah, semoga cepat dapat jodoh dan doakan kita juga.

10.04.2005

Selamat Berpuasa

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
dalam kemiskinan harta ada kekayan jiwa
dalam kesempitan hidup ada keluasan ilmu
hidup ini indah jika ALLAH SWT ada di hatimu...

Dalam bulan Ramadhan ini mari kita isi dengan hati yang suci.
Sucikan niat untuk mendapat mendapat keuntungan darinya.
Bersihkan hati dengan saling memaafkan
Jika ada salah baik lisan maupun tulisan, sengaja maupun tidak
mohon dimaafkan...

Ya Allah selamatkan kami di bulan Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan bagi kami
dan selamatkan Ramadhan dari kami

9.18.2005

Untuk Hari Ini Saja

Selamat Pagi...
Ketika bangun, sudahkah kita menyiapkan diri untuk menggunakan sebaik-baiknya waktu hari ini. Ambillah manfaat hari yang dua puluh empat jam ini dengan berbuat baik. Jangan sia-siakan nikmat hari ini. Sapalah saudaramu dengan hangat, berilah sedekah meski dengan senyuman.

Jangan bersedih membayangkan hal-hal yang telah berlalu kemarin. Karena tiada kekuatan kita untuk kembali ke masa lalu. Jangan pula khawatir tentang sesuatu yang belum terjadi esok. Jangan biarkan bayang-bayang hari esok terus mengahantui. Karena kita tidak ada pengetahuan tentangnya. Hari esok masih misteri, masih ghaib.

hiduplah untuk hari ini
berilah salam kepada sang fajar
anggap hari kemarin sebuah mimpi
dan hari esok hanyalah bayangan


jika hari ini Anda hidup bahagia
maka akan terasa hari kemarin
sebagai mimpi yang indah
dan, setiap hari esok
adalah bayangan yang penuh harapan

9.13.2005

Memilih Teman, Memilih Masa Depan

( KH Abdullah Gymnastiar )

Berkawan seorang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, jauh lebih baik daripada dengan berkawan seorang 'alim yang selalu memperturutkan hawa nafsunya." (Ibnu Atha'illah)

Memilih teman sama artinya dengan memilih masa depan. Memilih teman sama artinya dengan memilih perilaku. Memilih teman sama artinya dengan memilih kualitas ilmu. Maka, siapa pun yang ingin masa depannya cerah, perilakunya menawan hati, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus sangat pandai memilih teman.

Kita akan sulit berkembang bila sehari-hari kita bergaul dengan orang-orang malas. Kita pun akan sulit meraih kemuliaan akhlak, bila sehari-hari kita bergaul dengan orang yang buruk akhlaknya. Maka, tinggi rendahnya kualitas seorang manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas orang yang menjadi temannya.

Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang itu adalah menurut agama sahabat (karib)nya. Karena itu, ada baiknya seseorang dari kamu meneliti dulu siapa yang akan dijadikan sahabatnya" (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).

Orang seperti apa yang layak kita jadikan teman dekat? Yang pertama dan utama adalah orang yang baik akhlaknya dan mampu mengendalikan hawa nafsunya. Bahkan, Imam Ibnu Atha'illah dalam kitab Hikam mengatakan, "Berteman seorang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, jauh lebih baik daripada dengan berkawan seorang 'alim yang selalu memperturutkan nafsunya". Mengapa? Orang berilmu tapi memperturutkan hawa nafsu, biasanya akan membenarkan kemaksiatan yang dilakukannya dengan dalil-dalil Alquran dan hadis. Dikhawatirkan, lambat laun kita pun akan membenarkan kemaksiatan tersebut hanya karena bersandar pada dalil-dalil.

Saudaraku, bahaya terbesar dalam hidup adalah diperbudak nafsu. Tidak ada artinya limpahan harta, tinggi jabatan, banyaknya pengikut, tampannya rupa, atau luasnya ilmu, bila kita diperbudak nafsu. Saat diperbudak nafsu, semua yang kita miliki akan digunakan untuk memuaskan nafsu tersebut.

...

Idealnya kita berteman dengan orang-orang yang kualitasnya jauh lebih baik, sehingga kita tidak merasa paling pintar dan paling saleh. Justeru kita akan merasa paling kurang. Saat berteman dengan orang-orang yang berkualitas, biasanya kita akan terangsang dan termotivasi untuk belajar dan mengejar ketertinggalan. Karena itu ada yang mengatakan, kalau kita ingin menjadi ulama maka bergaulah dengan ulama; ingin menjadi pedagang, maka bergaullah dengan para pedagang; ingin menjadi seniman, maka bergaulah dengan seniman.

Saudaraku, setiap hari masalah yang kita hadapi akan semakin berat dan kompleks. Kita akan terpuruk bila banyaknya masalah tidak diimbangi dengan peningkatan kemampuan diri untuk menyelesaikannya. Maka, rugi bila dalam sehari kita tidak bertemu dengan orang yang lebih baik dari kita. Rugi karena kita tidak mendapat ilmu, wawasan, dan semangat baru. Dan celaka bila kita menjauh dan memusuhi orang-orang yang lebih baik dari kita.
Wallahu a'lam

~http://www.republika.co.id~

9.09.2005

Di Balik Musibah Mungkin Ada Kebaikan

Dari Abi Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang Allah inginkan kebaikan atasnya maka akan diberinya musibah." (HR Bukhari)


Fawaid

  1. Musibah yang Allah turunkan kepada seseorang tidak selalu menjadi pertanda keburukan, malah bisa jadi merupakan pertanda kebaikan.
  2. Setiap orang baik yang mukmin atau yang kafir mungkin saja mendapatkan musibah.
  3. Di antara bentuk kebaikan dari diberinya musibah kepada seseorang adalah dihapuskannya dosa-dosa di dunia atas musibah yang diterimanya, sehingga di akhirat tidak perlu disiksa lagi.

Musibah dan Ujian sebagai Penghapus Dosa

Dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Manakala Allah SWT menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka dipercepatlah hukuman untuknya di dunia. Dan manakala Allah SWT menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka dosanya ditunda untuk disiksa pada hari kiamat." (HR Tirmizy dengan sanad hasan shahih).

Butir-butir Hikmah:

  1. Sabar atas musibah dan penyakit bagi seorang mukmin akan menjadi pembersih dari dosa.
  2. Di antara wujud kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya adalah dengan jalan memberinya ujian di dunia ini.
  3. Seorang hamba yang baik hendaknya ridha atas ujian dari Allah SWT tanpa putus asa atau murka saat menerimanya.

~www.eramuslim.com~

9.08.2005

Hikmah Kematian

“The Lessons from Death” HARUN YAHYA

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.

Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting.

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

~http://www.harunyahya.com/indo/artikel/042.htm~

9.03.2005

Cita-Cita Tinggal Harapan

Membaca cerita kehidupan artis ini kadang mengasyikkan sekali. Tiap hari gosip atau berita tentang mereka bermunculan di media cetak dan televisi. Namanya juga artis, kehidupan mereka selalu menjadi sorotan publik. Mereka terkenal karena kecantikan/ketampanan lalu popular melalui lakonan drama atau film yang mereka mainkan. Atau karena suara merdunya lewat senandung lagu cinta yang mereka dendangkan. Berita mereka tak habis-habisnya. Kadang dipuji bahkan kadang pula dicaci.

Jika dikaji lebih jauh, kehidupan mereka jauh dari kenyataan ideal. Ibaratnya seperti kisah kehidupan drama asmara di televisi. Kisah percintaan yang biasanya mudah ditebak akhir ceritanya, happy ending. Tetapi apakah cerita tersebut selalu mewarnai kehidupan mereka, belum tentu. Ataukah cerita tersebut hanya merupakan khayalan sutradara saja.

Akhir-akhir ini lagi nge-trend yang namanya perceraian di kalangan artis. Sepertinya mudah saja bagi mereka mengakhiri bahtera rumah tangga. Bahkan ada yang baru enam bulan menikah kemudian bercerai. Ada yang beralasan, ”jika tidak ada kecocokan lagi, buat apa mesti dilanjutkan keluarga ini”. Atau ada lagi,” setelah menikah aku jadi tahu keburukan dan kebusukan dia, jauh seperti sosok dia saat pacaran dulu”. Terdengar nada penyesalan dari pernyataan-pernyataan itu.

Terbayang saat mereka belum menikah, tentu betapa besarnya rasa cinta di antara mereka. Cita-citanya ingin membangun rumah tangga yang bahagia. Alasan mungkin karena dua-duanya sudah saling cocok. Ada yang karena telah lama saling mengenal pasangan melalui pacaran kemudian memutuskan untuk menikah.

Bayangan tentang pasangan sebelum menikah tak sepenuhnya mirip dengan realitas yang dihadapi setelah pernikahan. Jika kemudian harapan itu sulit diwujudkan akan timbul kekecewaan. Kekecewaan memunculkan hilangnya kepercayaan dan sulit berkomunikasi dan pada akhirnya merasa benar sendiri. Ini merupakan faktor timbulnya keretakan, yang pada akhirnya memutuskan bahwa perceraian adalah jalan yang lebih baik baginya.

Hadapi Dunia Ini Apa Adanya!

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.

Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.

Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling beseberangan; yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagiaan itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. ”Dunia ini terlaknat, dan terlaknat semua yang ada di dalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, semua yang ‘alim dan seorang yang belajar,” begitu hadist berkata.

Maka jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada, jangan larut dalam khayalan dan jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.

Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda. Maka kata hadist,”Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya) sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain.”

Adalah sepatutnnya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan, meniggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan langkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.

~sumber: dari buku La Tahzan, Jangan Bersedih (Dr. 'Aidh al-Qarni)~

8.25.2005

Tanda Kebaikan

"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia menahan hukuman kesalahannya sampai disempurnakannya pada hari Kiamat" (HR Imam Ahmad, At Turmidzi, Hakim, Ath Thabrani, dan Baihaqi).

Penjelasan:
Suatu ketika seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita yang disangkanya pelacur. Dengan usil, lelaki itu menggoda si wanita sampai-sampai tangannya menyentuh tubuhnya. Atas perlakuan itu, si wanita pun marah. Lantaran terkejut, lelaki itu menoleh ke belakang, hingga mukanya terbentur tembok dan ia pun terluka. Pasca kejadian, lelaki usil itu pergi menemui Rasulullah dan menceritakan pengalaman yang baru saja dialaminya. Rasulullah SAW berkomentar, ''Engkau seorang yang masih dikehendaki oleh Allah menjadi baik''. Setelah itu, Rasul mengucapkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mughaffal.

Dalam riwayat At Turmidzi, hadis itu disempurnakan dengan lafadz sebagai berikut, ''Dan sesungguhnya Allah, jika Dia mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Jika mereka ridha, maka Allah ridha kepadanya. Jika mereka benci, Allah membencinya''. Kecintaan Allah kepada hamba-Nya di dunia tidak selalu diwujudkan dalam bentuk pemberian materi atau kenikmatan lainnya. Kecintaan Allah bisa berbentuk musibah.

Musibah yang ditimpakan Allah kepada manusia dapat dilihat dari empat perspektif. Yang pertama, sebagai ujian dari Allah. Kedua, sebagai tadzkirah atau peringatan dari Allah kepada manusia atas dasar sifat Rahman-Nya. Ketiga, sebagai adzab bagi orang-orang fasiqin, munafiqin, ataupun kafirin. Kalau ia menemui kematian dalam musibah tersebut, maka ia mati dalam keadaan tidak diridhai Allah. Dalam konteks hadis ini, musibah --biasanya sesuatu yang menyakitkan-- dapat dilihat sebagai ujian.

Pada hakikatnya ujian mencerminkan kasih sayang dan keadilan Allah pada hamba-hambaNya yang beriman. Allah SWT 'tidak rela' menimpakan adzab yang tidak terperi sakitnya di akhirat kelak, hingga Ia menggantinya dengan adzab dunia yang 'sangat ringan'. Dalam perspektif seperti ini, musibah berfungsi sebagai penggugur dosa-dosa.

Jadi, semakin Allah cinta pada seseorang, maka ujian yang diberikan padanya bisa semakin berat. Karena ujian tersebut akan semakin menaikkan derajat dan kemuliaannya di hadapan Allah. Orang yang paling dicintai Allah adalah para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian semasa hidupnya. Ujian mereka sangat berat melebihi ujian yang diberikan kepada manusia lainnya. Contohnya Nabi Ayub AS. Allah SWT mengujinya dengan kemiskinan dan penyakit yang sangat berat selama berpuluh-puluh tahun, tapi ia tetap sabar.

Setelah para Nabi dan Rasul, orang yang ujiannya sangat berat adalah para shalihin dan para ulama. Demikianlah secara berurutan, hingga Allah SWT menimpakan ujian yang ringan kepada orang-orang awam, termasuk kita di dalamnya. Yang pasti, ketika setelah seseorang mengikrarkan diri beriman, maka Allah akan menyiapkan ujian baginya. Dalam Alquran tertulis janji Allah, ''Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta'' (QS Al Ankabut: 2-3).
Wallahu a'lam bish-shawab.

~Manajemen Qalbu, www.rebuplika.co.id~

Kosong

Image hosted by Photobucket.com

8.11.2005

Belajar Mencintai Seseorang Yang Tidak Sempurna Dengan Cara Yang Sempurna

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat
Itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik
Itu bukan pilihan, itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan
Itu pun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut
Bahkan dengan segala kekurangannya
Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi
Itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari
bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya
daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya
Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik
Datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan.
Berbicara tentang pasangan jiwa
Ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat :
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada.
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu.
Tetapi tetap berpulang padamu untuk melakukan pilihan
apakah engkau ingin melakukan sesuatu untuk mendapatkannya,
atau tidak...

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita,
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita,
Adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai
TETAPI
untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

~anonymous~

8.06.2005

Dia adalah engkau, sayangku!

“Sayang, aku cinta kamu...”
Itulah sepenggal sms Dani kepada Nanda. Serasa indah hari ini bagi Nanda. Wanita mana yang tak merasa bahagia jika mendapat kata-kata sayang. Apalagi jika diucapkannya dalam nuansa yang romantis. Duuh, serasa dunia milik berdua. Usia muda memang adalah masa-masa yang indah, terutama bagi mereka yang sedang memadu kasih. Kamus mereka penuh berisi kata-kata cinta, sayang, rindu dan pujian. Terasa kangen berat jika sehari saja tidak bertemu sang pujaan hati. Asalkan engkau ada di dekatku, meski badai menerjang, gunung tinggi pun sanggup kudaki. Wuiih semuanya indaaah gitu lho!

Lihat juga percakapan antara Fatimah binti Rasulullah Saw dengan Sayyidina Ali. Suatu hari Fatimah berkata kepada Ali, "Wahai kekasihku, sesunguhnya aku pernah menyukai seorang pemuda ketika aku masih gadis dulu." "O ya," tanggap Sayidina Ali dengan wajah sedikit memerah. "Siapakah lelaki terhormat itu, dinda?" "Lelaki itu adalah engkau, sayangku," jawabnya sambil tersipu, membuat sayidina Ali tersenyum dan semakin mencintai isterinya.

Percakapan romantis dalam keluarga mungkin menjadi biasa bagi pasangan suami isteri. Bayangan-bayangan indah sebelum menikah menjadi nyata bagi mereka. Kata-kata pujian terucap tulus kepada suami dan isteri tercinta. Tiada lagi yang dapat disembunyikan dan semuanya semata hanya mengharap ridha Allah.

Hubungan keluarga akan langgeng jika diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Mencintai pasangan perlu dilakukan dengan tulus demi mengharap ridha-Nya. Perlu komitmen untuk menjaga hubungan keluarga tetap utuh. Pria dan wanita memang diciptakan berbeda. Seperti sepasang sandal, keduanya saling melengkapi. Meski berbeda keduanya justeru nampak lebih serasi. Terasa aneh jika memakai kiri atau kanan semua.

“…dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (An Nisa’: 19)

Setelah menikah adanya ketidakcocokan pasangan pasti akan muncul. Gambaran pasangan yang dikenal sebelum menikah tidak akan tetap ideal. Terimalah pasangan kita apa adanya. Apakah jika tidak cocok lagi hubungan keluarga harus berhenti. Tidak. Yang penting bukan mencari kecocokan tapi saling melengkapi. Dan yang lebih penting di antara itu semua adalah niat karena Allah.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita, keluarga, dan saudara-saudara kita.
Amin.

7.26.2005

Berani Menikah

Otak kiri terlalu rasional, sedangkan otak kanan irasional. Semakin orang pintar terkadang semakin rasional. Agar punya pengalaman yang unik dalam pernikahan, menikahlah dengan dengan yang beda suku dan daerah asal. Karena akan sangat unik. Kalau terjadi pertengkaran tidak akan lari ke mertua. Dengan menikah jauh itu, minimal orang semiskin-miskinnya pun akan naik bis antar kota antar propinsi. Jangan terlalu rumit-rumit menikah itu, permudahlah.

Hati-hati yang uangnya terlalu banyak dan pendidikannya terlalu tinggi, biasanya perhitungannya terlalu matematis. Bila menikah itu tidak cocok justru itu menarik karena ada tantangannya. Bila menikah itu kurang cinta, justru itu luar biasa paling menarik. Karena banyak yang pacaran lama tapi akhirnya putus.

Nikah itu tinggal bersabar dan bersyukur. Jangan terlalu banyak rumus dalam pernikahan. Maka jika ingin siap menikah, sabarnya harus sangat bagus dan syukurnya pun harus sangat bagus. Orang yang sangat bagus adalah orang yang dalam posisi sabarnya sangat baik dan syukurnya sangat baik, karena dia akan bersabahat. Karena nanti masalah akan selalu ada. Kalau sabarnya sangat baik, syukurnya sangat kurang, nanti pasif terhadap masalah. Kalau sabarnya sangat kurang, syukurnya sangat baik, nanti pasif pula terhadap masalah. Sedangkan, bila sabarnya sangat kurang syukurnya sangat kurang, maka reaktif terhadap masalah.

Bila kita siap menikah mari kita nikmati segala kekurangan pasangan kita, karena latar belakangnya yang berbeda. Yang penting kita tingkatkan rasa sabar kita dan rasa syukur kita. Tidak ada masalah itu.Tidak rumit-rumit amat, biasa saja. Bila kita memikirkan menikah itu susah, maka susah betulan. Bila kita memikirkan bahwa menikah itu mudah, maka Alloh akan memudahkannya, sebagaimana hadis qudsi "Alloh itu sebagaimana persangkaan hamba-Nya".

Keberanian itu penting. Banyak laki-laki yang minder tidak berani karena tidak ada pekerjaan, maka pihak wanita jangan terlalu menonjolkan optimalisasi dirinya. Dan kaum wanita pun harus berani menyatakan. Permasalahannya adalah yang penting gerak, bukan hanya siap-siap saja.Oleh karena itu proklamasikan diri kita bahwa kita adalah orang yang pemberani untuk menikah.

~Oleh: Masrukhul Amri, disampaikan pada acara Bimbingan Pranikah "MenitiJalan Menuju Keluarga Sakinah", pada hari Ahad, 23/2, di PondokPesantrenDaarut Tauhiid, Bandung.~

7.20.2005

Jodoh dan Kedewasaan Kita

Tulisan ini sepertinya ditujukan penulis untuk Muslimah, tapi tidak salahnya juga untuk para Calon Suami juga membacanya :)
---
Jodoh adalah problema serius, terutama bagi para Muslimah. Kemana pun mereka melangkah, pertanyaan-pertanyaan "kreatif" tiada henti membayangi. Kapan aku menikah? Aku rindu seorang pendamping, namun siapa? Aku iri melihat wanita muda menggendong bayi, kapan giliranku dipanggil ibu? Aku jadi ragu, benarkah aku punya jodoh? Atau jangan-jangan Tuhan berlaku tidak adil?

Jodoh serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita. Kebanyakan orang ketika berbicara soal jodoh selalu bertolak dari sebuah gambaran ideal tentang kehidupan rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala sedu-sedan pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada mulanya, kriteria calon hanya menjadi 'bagian masalah', namun kemudian justru menjadi inti permasalahan itu sendiri.

Di sini orang berlomba mengajukan "standardisasi" calon: wajah rupawan, berpendidikan tinggi, wawasan luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar belakang keluarga harmonis, dan tentu saja kualitas keshalihan. Ketika ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan, "Apa salahnya? Ikhtiar tidak apa, kan?" Memang, ada juga jawaban lain, "Saya tidak pernah menuntut. Yang penting bagi saya calon yang shalih saja." Sayangnya, jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai menghiasi wajah. Dulu ketika masih fresh, sekadar senyum pun mahal.

Tidak ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat superior (serbaunggul). Memperhitungkan kriteria calon memang sesuai sunnah, namun kriteria tidak pernah menjadi penentu sulit atau mudahnya orang menikah. Pengalaman riil di lapangan kerap kali menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama ini.

Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung pada kedewasaan kita. Banyak orang merintih pilu, menghiba dalam doa, memohon kemurahan Allah, sekaligus menuntut keadilan-Nya. Namun prestasi terbaik mereka hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan untuk menjemput kehidupan rumah tangga.

Mereka bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah, bahkan lebih indah dari film-film picisan ala bintang India, Sahrukh Khan. Mereka tidak memandang bahwa kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang kegetiran mampir susul-menyusul. Mereka hanya siap menjadi raja atau ratu, tidak pernah menyiapkan diri untuk berletih-letih membina keluarga.

Kehidupan keluarga tidak berbeda dengan kehidupan individu, hanya dalam soal ujian dan beban jauh lebih berat. Jika seseorang masih single, lalu dibuai penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa yang dia impikan?

Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi muda kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka sangat pakar dalam memahami sebuah gambar kehidupan yang ideal, namun lemah nyali ketika didesak untuk meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus ideal, mereka menuntut orang lain yang menyediakannya. Adapun mereka cukup ongkang-ongkang kaki. Kesulitan itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari siapa pun.

Bagaimana mungkin Allah akan memberi nikmat jodoh, jika kita tidak pernah siap untuk itu? "Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sekadar sesuai kesanggupannya." (QS Al Baqarah, 286). Di balik fenomena "telat nikah" sebenarnya ada bukti-bukti kasih sayang Allah SWT.

Ketika sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu akan datang tanpa harus dirintihkan. Kala itu hati seseorang telah bulat utuh, siap menerima realita kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan lapang dada. Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku? Namun bertanyalah, sudah dewasakah aku?

Wallahu a'lam bisshawaab
---
~sumber : Republika Online www.republika.co.id~

7.10.2005

Puisi Cinta Untuk Semua!

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus


~kuambil dari http://www.myquran.org/~

6.27.2005

Penjemputan Mengesankan

(Seperti dituturkan sahabat Wati kepada Elvy Tiana Rosa - disadur dari buku Lentera Kehidupuan: Cerita Luar Biasa dari Orang-orang Biasa)


Pernahkah Anda melihat seseorang menjelang sakratul maut? Berapa kali Anda melihat mereka yang terbelalak ketakutan, yang kesakitan atau yang hanya seperti hendak tidur?

Aku punya seorang teman dekat di SMU I Binjai bernama Wati. Ia dara berjilbab yang sangat cantik, supel, berbudi, senang menolong orang lain dan selalu menjadi juara kelas. Maka seperti mendengar petir disiang hari, saat kudengar ia yang sudah sekian lama tak masuk sekolah ternyata mengidap kanker rahim. Bahkan sudah menyebar hingga stadium empat!!

Sekolah kami berduka. Para aktivis rohis amat sedih. Wati adalah motor segala kegiatan dakwah. Ide-idenya segar. Ia selalu punya terobosan baru. Ia bisa mendekati dan disukai siapa pun. Sungguh, kami tak memiliki Wati yang lain.

Maka betapa pedih menatapnya hari itu. Ia tergolek lemah di ranjang. Badannya menjadi amat kurus. Wajahnya pasi. Setelah sakit berbulan-bulan, hari ini ia tak mampu lagi mengenali kami!

"Wati sudah sebulan ini tak bisa bangun-," kata ibunya sambil mengusap air matanya.

Namun kami berbelalak, saat baru saja ibunya selesai bicara, perlahan Wati berusaha untuk bangun. Kami semua tercengang saat ia berdiri dan berjalan melintasi kami seraya berkata dengan suara nyaris tak terdengar, "Aku mau berwudhu dan shalat Dhuha."

Serentak kami semua berebutan membimbingnya ke kamar mandi. Setelah itu ibunya memakaikannya mukena dan sarung. Sementara ayahnya kembali membaringkannya di tempat tidur karena ia terlalu lemah untuk shalat sambil berdiri.

Hening. Tak seorang pun yang bersuara saat ia melakukan sholat Dhuha. Selesai sholat, saat ibunya akan membukakan mukena, ia melarang dengan halus. Lalu lama sekali dipandanginya wajah ibu, ayah dan adik-adiknya satu persatu bergantian. Dari mulutnya terus menerus terdengar asma Allah. Kami yang menyaksikan tak kuat lagi menahan tangis.

Tiba-tiba Wati tersenyum. Ia memandang kami, teman-temannya, dengan penuh sayang. Lalu kembali memandang wajah ayah, ibu dan adik-adiknya bergantian. Kini kulihat bulian bening menetes dari sudut matanya. Lalu susah payah ia mengangkat kedua tangannya dan mendekapkannya di dada. Dengan tersenyum ia menutup kedua matanya sambil mengucapkan dua kalimat syahadat dengan sangat lancar.

Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun. Ia telah pergi untuk selamanya. Bagai melayang aku menyaksikan semua. Dadaku berdebar, lututku gemetar. Subhanallah, ia telah kembali dengan sangat sempurna dalam usia yang baru 18 tahun. Tiba-tiba, antara ilusi dan kenyataan, aku mencium wewangian. Tubuhku bergidik. Aku menangis terisak-isak. Allah, siapkah aku bila Engkau ingin bertemu??

6.11.2005

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.” (QS. An-Nahl: 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi. Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Lalu, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam ghaib dan belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu? Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam ghaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit, dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di “sekolah-sekolah syetan”.

“Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.” (QS. Al-Baqarah: 268)

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit menahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di “genggaman yang lain” tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan esok hari itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya! Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk.

Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan!

~dari buku La Tahzan, Jangan Bersedih (Dr. 'Aidh al-Qarni)~

6.04.2005

Saya Belajar...

Saya belajar bahwa saya ini hanya makhluk yang lemah
Masih banyak kekurangan dalam diriku
Maka saya selalu perlu bantuan semua orang

Saya belajar bahwa hidup ini banyak masalah
Menghadapi hidup sendiri pun adalah masalah
Oleh karena itu, aku tak akan pernah berputus asa
Selama aku masih bisa beribadah kepada Allah

Saya belajar bahwa ada satu rahasia di luar akalku...
Aku ikhlaskan semua qada dan qadarku
Karena aku percaya itu yang terbaik buatku

Saya belajar untuk mencintai,
Mencintai keluarga, orang tua, sahabat-sahabat tercinta
Karena aku peduli…
Peduli agar bisa menjadi lebih baik
Untuk diriku sendiri dan untuk semua saudaraku

Saya belajar bukan karena aku suka bukan juga karena baik
tapi karena benar
Jika hanya karena suka saja,
apa bedanya diriku sekarang dengan diriku saat masih bayi
Jika karena baik saja,
mmm...baik menurutku belum tentu baik dalam pandangan-Nya
Tapi aku melakukan karena benar,
benar menurut perintah agama yang kuyakini
karena agama ini adalah tanggung jawabku sendiri
bukan tanggung jawab orang tuaku lagi

Saya belajar untuk menjaga hati ini
karena aku tidak ingin hatiku keras
yang bisa menutup kebenaran yang datang
yang bisa membuatku terhina dihadapan yang Maha dasyat azabnya

Saya masih belajar dan masih terus akan belajar
Bahwa sesuatu yang biasa itu tidak akan merubah
yang haram menjadi halal
Bahwa perkara yang haram tidak akan berubah menjadi halal
meski diniatkan karena-Nya
Bahwa yang haram itu selamanya tidak berubah menjadi halal
Bahwa, masih ada hidup sesudah mati
Dan bahwa Allah Maha melihat

Saat diriku hadir di dunia ini
Mungkin semua orang tertawa gembira
sementara diriku menangis
Dan saat diriku meninggalkan dunia ini nanti
Mungkin ada airmata yang menetes,
tapi aku ingin diriku tersenyum

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS Ibrahim, 14:7).

5.25.2005

Berbaik Sangka Kepada Allah

Sikap berbaik sangka terhadap qadha dan qodhar Alloh adalah sikap yang harus dimiliki oleh orang yang beriman. Dan kita harus tahu makna dibalik itu semua.

Pertama, yakinlah bahwa ujian yang terjadi semuanya adalah kehendak Alloh. Itu suatu tanda bahwa Alloh-lah yang berhak untuk membangun, atau menghancurkan semua ciptaan-Nya.

Kedua, yakinlah bahwa Alloh Maha Suci dari perbuatan dzalim terhadap hamba-Nya. Dengan kasih-Nya, dibalik kepahitan terhimpun kasih sayang yang senantiasa memancar.

Ketiga, yakinlah bahwa setiap keputusan dan ketetapan sudah diukur. Dia Maha Tahu kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh makhluk-Nya sehingga Dia tidak akan mencelakainya.

Keempat, yakinlah bahwa setiap ujian ada akhirnya. Dunia ini fana. Dan setiap ujian menjadi sinyal bahwa apa yang kita miliki di dunia tidak akan abadi, semuanya akan sirna.

Kelima, yakinlah bahwa ujian yang melimpah akan mendatangkan hikmah yang teramat dalam. Percayalah ketika Alloh memberikan ujian, Alloh juga sudah mempersiapkan keberuntungan kepada hamba-Nya yang diuji tadi.

Dan kita harus yakin bahwa ujian yang Alloh berikan tidak lain hanyalah untuk kebaikan hamba-Nya. Jangan resah dengan ujian yang menimpa dan jangan mengeluh dengan kegetiran yang bertubi-tubi, karena sesungguhnya Alloh jika mencintai suatu kaum maka Alloh akan mengujinya.

Yakni barang siapa rela dengan ujian itu maka dia akan memperoleh ridha-Nya, dan barang siapa membenci ujian yang datang kepadanya, maka akan memperoleh murka-Nya.

Saudaraku, pupuklah sikap berbaik sangka kepada Alloh dan yakinlah bahwa dibalik ujian ada hikmah yang sudah Alloh persiapkan.

~Buletin DT by Aa Gym~

5.13.2005

Pygmalion

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya. Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.

Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini." Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu." Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".

Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya." Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah, sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu." Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul.

Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.

Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk menggambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Misalnya,

* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.

* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.

* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion. Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.

* Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.

* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.

*Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain. Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik.

Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah. "Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia. Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita."........Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.

* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kacamata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kacamata yang damai akan menjadikan hidup kita damai. Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.

Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan. Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.

MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only............how nice

~source : Pygmalion~

5.05.2005

Kisah Kupu-kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu......
Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati
dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia
berjuang dengan memaksa dirinya melewati
lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu
berhenti membuat kemajuan.

Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan
dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya.
Dia mengambil sebuah gunting dan memotong
sisa kekangan dari kepompong itu.

Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.
Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil,
sayap-sayap mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia
berharap bahwa, pada suatu saat, sayap - sayap itu
akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang
tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring
dengan berjalannya waktu....

Semuanya tak pernah terjadi......
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya
merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan
sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang....

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang
tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat
dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati
lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari
tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian
sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh
kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita
perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita
hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru
akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang
semestinya yang dibutuhkan untuk menopang
cita-cita dan harapan yang kita mintakan.

Kita mungkin tidak akan pernah dapat "Terbang"
Sesungguhnya Tuhan itu
Maha Pengasih dan maha Penyayang.

Kita memohon Kekuatan...
Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan
untuk membuat kita tegar.

Kita memohon kebijakan...
Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan hidup
untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.

Kita memohon kemakmuran...
Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga
untuk dipergunakan sepenuhnya
dalam mencapai kemakmuran.

Kita memohon Keteguhan Hati...
Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.

Kita memohon Cinta...
Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah
untuk diselamatkan dan dicintai.

Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati...
Dan Tuhan memberi kita kesempatan- kesempatan
yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita...

Apakah jika kita tidak memperoleh yang saya inginkan,
berarti bahwa kita tidak mendapatkan segala yang kita butuhkan?
Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta,
tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita,
kebanyakan kita tidak mengerti, mengenal, bahkan
tidak mau menerima rencana Tuhan,
padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.

5.03.2005

Meningkatkan Kualitas Keyakinan Diri

oleh: KH Abdullah Gymnastiar


"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan kepada-Ku untuk berbuat zalim, dan mengharamkan pula kepada kalian perbuatan zalim. Karena itu, janganlah kalian saling menganiaya diri kalian. Wahai hamba-Ku, kalian seluruhnya sesat kecuali orang yang telah Aku beri hidayah. Karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya kalian akan Aku beri petunjuk, dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan apa saja jika kita yakin memintanya, tanpa sedikit pun keraguan dalam dirinya." (HR Muslim, Ibnu Hibban, dan Hakim). Banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia sedang menzalimi diri dan penciptanya; Allah Azza wa Jalla. Ia terus meminta kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup, tanpa disertai keyakinan bahwa Allah akan memberikan apa yang dimintanya.

Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Seorang hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sangat meyakinkan pula Allah akan menolongnya. Seorang hamba yang yakin bahwa doanya akan dikabulkan, maka Allah akan mengabulkan doa-doanya tersebut lebih dari yang ia minta.

Andaikan seorang ragu akan pertolongan Allah, dan lebih yakin akan kemampuan diri atau pertolongan makhluk, maka yakinlah bahwa hidup orang tersebut akan penuh dengan kekecewaan. Siapa saja yang hidupnya ingin selalu dilindungi dan dimudahkan semua urusannya, namun ia tak pernah bersungguh-sungguh meningkatkan mutu keyakinannya pada Allah, maka keinginannya tersebut hanya angan-angan belaka.

Bagaimana cara kita meningkatkan keyakinan diri? Ada tiga tahapan yang harus kita lewati dalam usaha meningkatkan kualitas keyakinan diri. Pertama, 'ilmul yaqin. Yaitu meyakini segala sesuatu berdasarkan ilmu atau pengetahuan. Misal, di Makah ada Kabah. Kita percaya saja karena teorinya seperti itu.

Kedua, 'ainul yaqin. Yaitu keyakinan yang timbul karena kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Orang yang telah menunaikan ibadah haji sangat yakin bahwa Kabah itu ada karena ia telah melihatnya. Keyakinan karena melihat, kualitasnya akan lebih baik dibandingkan dengan keyakinan karena ilmu.

Ketiga adalah haqqul yaqin. Orang yang telah haqqul yakin akan memiliki keyakinan yang dalam dan terbukti kebenarannya. Orang yang telah merasakan nikmatnya thawaf, berdoa di Multazam, merasakan ijabahnya doa, akan memiliki keyakinan yang jauh lebih mendalam dari dua keyakinan sebelumnya. Inilah tingkat keyakinan tertinggi yang akan sulit diruntuhkan dan dicabut dari hati orang yang memilikinya.

Cara meningkatkan kualitas keyakinan diri, sejatinya harus melalui proses dan tahapan-tahapan, mulai dari 'ilmul yaqin, 'ainul yaqin, hingga haqqul yakin.


Mengenal tingkat keyakinan diri

Semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Maka, rugilah orang-orang yang hatinya bergantung pada selain Allah. Yakinlah, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Mengatur segalanya. Sayangnya, kita sering mengatakan bahwa Allah itu Mahakaya, tapi kita sering takut tidak mendapatkan rezeki. Kita tahu bahwa Allah itu Maha Menentukan segala sesuatu, yang Menciptakan manusia berpasang-pasangan, tapi kita sering risau tidak mendapatkan pasangan hidup. Bila demikian, kita masih berada dalam tingkat 'ainul yaqin dan belum sampai ke tingkat haqqul yaqin.

Mengapa ada orang yang keluar dari Islam (murtad)? Sebabnya, keyakinan yang ia miliki baru sebatas 'ilmul yaqin; sebatas tahu. Ternyata, yakin kepada Allah hanya sebatas ilmu tidak cukup untuk membuat kita istikamah. Keyakinan kita harus benar-benar meresap ke dalam sanubari. Cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati seorang hamba ternyata datang dari khazanah kegaiban Allah Azza wa Jalla. Alam semesta ini terang benderang karena cahaya dari benda-benda langit yang diciptakan-Nya. Sedangkan cahaya yang menerangi hati manusia berasal dari cahaya Ilahi.

Ibnu Atha'illah dalam Hikam bertutur, "Nur yang tersimpan di dalam hati, datang dari cahaya yang langsung dari khazanah-khazanah kegaiban. Nur yang memancar dari panca indramu berasal dari ciptaan Allah; dan cahaya yang memancar dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah".

Dengan demikian, keterbukaan hati dalam menerima cahaya inilah yang harus selalu kita jaga. Mulailah kita usahakan untuk selalu dapat mengenal hikmah di balik setiap kejadian. Jangan hanya melihat setiap kejadian dengan mata lahir saja, tapi gunakan mata hati kita. Namun, mata hati tidak akan berfungsi dengan baik, kalau selalu dikotori dengan kemaksiatan dan dosa.

Wallahu a'lam bish-shawab.

~sumber : www.mifta.org~

4.29.2005

Mengapa Doa tidak Dikabulkan?

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan meminta kepada-Nya. Dan Allah SWT juga memastikan bahwa permintaan itu pasti didengar dan dikabulkan.

Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mukmin: 60)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka , bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186)

Asalkan tata cara permintaan itu memang memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Dan yang terpenting adalah bahwa Allah SWT lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya atas apa yang dimintanya dengan apa yang sebenarnya dibutuhkannya. Dia juga Maha Tahu apa yang lebih bermanfaat bagi hamba-Nya itu atas apa yang sebenarnya kurang bermanfaat untuknya.

Maka bila saat anda berdoa tidak langsung terlaksana, bukan pada tempatnya untuk langsung menvonis Allah SWT tidak mengabulkan, tetapi semua pranata yang ada perlu dicek ulang. Demikian juga dengan materi yang dimintakan, perlu dilihat kembali, dengan mengingat fenomena yang disebutkan di atas.

Orang yang Berdoa Harus Suci

Selain itu juga perlu dicatat tentang kondisi orang yang berdoa. Dia harus orang yang suci lahir batin dari segala macam dosa dan maksiat. Sebab dosa dan maksiat yang masih dilakukan akan menjadi penghalang doa itu untuk dikabulkan Allah SWT. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasululah SAW dalam haditsnya:

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bercerita tentang seseorang yang dalam perjalanan panjang lalu memanjatkan tangannya ke langit sambil berdoa mengucap, "Ya Tuhan. ya tuhan". Namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan mengkonsumsi yang haram. Bagaimana doanya bisa dikabulkan? (HR Muslim).

Antara yang Diminta dan yang Diberikan

Ketika kita berdoa dan meminta kepada Allah SWT, tentu kita meminta sesuatu yang menurut pandangan subjektif kita dirasa sangat dibutuhkan. Namun kita pun jangan melupakan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui segala yang tertutup dari mata kita. Bisa jadi Allah SWT sebelumnya akan memberikan musibah kepada kita yang kita tidak sadari, lalu tiba-tiba kita meminta sesuatu yang lain. Maka atas kebijakan-Nya, Dia tidak memberikan apa yang kita minta melainkan membatalkan musibah yang seharusnya Dia timpakan. Dan tentu hal itu jauh lebih bermanfaat buat kita tanpa kita sadari.

Atau boleh jadi ketika Allah SWT mengabulkan doa kita, ternyata pemberiannya bukan akan semakin membuat kita dekat kepada-Nya, justru yang terjadi sebaliknya semakin menjauh. Misalnya seseorang berdoa minta rezqi yang banyak dan terus mengalir. Bukan Allah SWT pelit tidak mau memberi, namun sangat boleh jadi bila harta itu diberikan, kita justru tidak pernah berdoa lagi kepada-Nya, semakin jauh dari-Nya dan semakin lupa kepada-Nya. Maka Allah SWT membiarkan kita miskin agar selalu ingat dan zikir serta meminta kepada-Nya. Hingga sampai batas waktu tertentu barulah Allah SWT mengabulkannya.

Sebagaimana yang diceritakan kepada kita tentang kisah Nabi Zakaria yang rajin berdoa tanpa pernah dikabulkan, kecuali ketika setelah beliau tua renta.

Kaaf Haa Yaa 'Ain Shaad. Ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdo'a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, namun aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, wahai Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub. Dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS Maryam: 1-6).

Padahal beliau adalah seorang nabi yang mendapat wahyu, sudah pasti dia adalah makhluk Allah SWT yang paling dekat dengan-Nya, paling bertaqwa dan paling dicintai-Nya. Namun doanya untuk punya anak tetap menggantung selama puluhan tahun tanpa hasil. Tapi beliau tetap asyik dengan doanya tanpa pernah jemu atau bosan. Kalau pun Allah SWT akhirnya mengabulkan doanya, maka baru terjadi pada akhirnya.

Kira-kira dimanakah kedudukan kita dibandingkan dengan nabi Zakaria dalam ketaqwaan, kedekatan, keikhlasan dan keyakinan kepada Allah SWT? Tentu bukan pada tempatnya kalau kita beranggapan bahwa apa yang kita minta harus saat itu juga terwujud di depan hidung kita, bukan?

Wallahu a'lam bish-shawab


~Sumber: dari forum "Ustadz Menjawab", www.eramoslem.com oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc~

4.22.2005

TABAH MENGHADAPI MUSIBAH

Allah telah menetapkan takdir dan ajal seluruh makhluk-Nya, mengatur dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk mereka. Lalu Allah membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada mereka. Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, siapa diantara mereka yang terbaik amalannya. Allah juga menjadikan iman kepada qodho dan takdir-Nya sebagai salah satu rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau yang berdiam dilangit dan dibumi, pasti akan menuruti kehendak dan keinginan Allah.

Dunia sarat dengan kesulitan dan kesusahan; diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan. Tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)

Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan siapa diantara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Allah Ta’ala berfirman: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”(Al-Ankabut:2)

Jiwa manusia itu hanya dapat suci, setelah ditempa. Ujian dan cobaan, akan memperlihatkan kesejatian seseorang. Ibnul Jauzi mengungkapkan: “Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenal ajaran Islam dan tidak mengenal arti pasrah diri kepada Allah.”

Setiap orang pasti merasakan susah, mukmin maupun kafir. Hidup ini memang dibangun diatas berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka janganlah seseorang membayangkan bahwa dirinya akan terbebas dari kesusahan dan cobaan. Cobaan adalah lawan dari tujuan dan memang bertentangan dengan angan-angan dan kesenangan menikmati kelezatan hidup. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Allah Ta’ala berfirman: “Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran …”(Al-A’raaf: 168).

Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, satu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudharatan. Janganlah merasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan. Allah Ta’ala berfirman, artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Al-Baqarah:216).

Segala cobaan itu ada batasnya disisi Allah. Jangan mengucapkan kata-kata makian, karena satu kata yang mengalir dari lidah, dapat membinasakan seseorang. Seorang mukmin yang kuat akan tegar menghadapi beban berat. Hatinya tidak akan berubah dan lisannya tidak akan mengutuk. Redamlah musibah itu dengan mengingat janji pahala dan kemudahan dari Allah, sehingga cobaan itu berlalu tanpa kita mengutukinya. Orang-orang berakal selalu menunjukkan ketegaran dalam menghadapi musibah, agar mereka tidak mendapatkan ejekan dari musuh-musuh mereka. Karena bila mereka menampakkan musibah itu, para musuh mereka akan merasa senang dan gembira. Sebaliknya menutup-nutupi musibah dan derita kelaparan adalah sifat orang-orang mulia. Ketabahan akan membendung bencana.

Demikian cepatnya bencana itu berlalu, bila dihadapi dengan ketabahan. Paling kita hanya harus tabah menghadapi hari-hari yang pendek dalam hidup kita. Orang-orang yang binasa mengalami kebinasaan mereka hanya karena mereka tidak memiliki ketabahan. Orang-orang yang tabah, akan mendapatkan pahala terbaik Firman Allah: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl:96).

Dan firman Allah, artinya:”Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang kami rizqikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”(Al-Qashash:54).

Allah tidak pernah menahan sesuatu untukmu, wahai orang yang tertimpa musibah, melainkan karena Allah akan memberimu sesuatu yang lain. Allah hanya mengujimu, untuk memberi keselamatan kepadamu. Allah hanya memberimu cobaan, untuk membersihkan dirimu.

Selama masih ada umur, rezeki pasti akan datang. Allah berfirman: “ Tidak ada yang melata dibumi ini melainkan rezekinya ada disisi Allah.”(Huud:6).

Bila dengan kebijaksanaan-Nya, Allah menutup sebagian rezeki, pasti Allah akan membukakan pinti rezeki yang lain yang lebih bermanfaat. Cobaan, justeru akan mengangkat derajat orang-orang shalih dan meningkatkan pahala mereka.

Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqash mengungkapkan: “Aku pernah bertanya,”Wahai rasulullah! Siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab:”Para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sesudah mereka secara berturut-turut menurut tingkat keshalihannya. Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan dimuka bumi ini tanpa dosa sedikitpun.” (HR Bukhary).

Seorang ulama mengungkapkan: “Orang yang diciptakan untuk masuk Surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan. Musibah yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama seseorang. Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan baginya. Ada yang berfungsi meningkatkan pahala, ada yang menjadi pengampun dosa. Orang yang benar-benar tertimpa merana adalah mereka yang terhalang dari mendapatkan pahala.

Tidak usah risau dengan hilangnya sebagian dunia. Karena keberadaannya hanyalah satu kejadian, membicarakan dunia justeru menimbulkan kesedihan, jalan-jalan untuk mendapatkannya sarat dengan duka. Dalam mencari dunia, manusia akan tersiksa sebatas rasa dukanya. Orang yang senang mendapatkan dunia pada hakikatnya adalah orang yang sedih. Berbagai kepedihan bermunculan dari kenikmatan dunia. Berbagai kesedihan justeru lahir dari kesenangan dunia.

Shahabat Abu Darda’ menyatakan:”Di antara bentuk kehinaan dunia dihadapan Allah adalah bahwa manusia berbuat maksiat selama ia di dunia, dan ia hanya bisa menggapai apa yang ada disisi Allah dengan meninggalkan dunia. Maka hendaknya engkau menyibukkan diri dengan hal yang lebih berguna bagimu untuk mengambil kembali yang mungkin hilang darimu, yakni dengan memperbaiki kekeliruan, memaafkan kesalahan orang, dan mendekati pintu Ar-Rabb. Dengan itu, engkau akan melihat betapa cepatnya musibah yang menimpamu itu menghilang. Kalau bukan karena kesusahan, engkau tidak bisa mengharapkan saat-saat senang. Hilangkan hasrat terhadap yang menjadi milik orang, niscaya engkau menjadi orang yang terkaya. Jangan berputus asa, karena itu membawa kehinaan. Ingatlah ni’mat Allah yang banyak kepadamu. Tepislah segala kesedihan dengan ridla terhadap takdir dan dengan shalat di malam yang panjang. Bila sudah habis malam, masih ada subuh yang datang menjelang. Akhir kesedihan adalah awal kebahagiaan. Masa tidak akan berdiam dalam satu kondisi, namun terus berganti. Segala kesulitan, pasti akan berangsur hilang. Jangan putus asa hanya karena musibah yang datang bertubi-tubi. Satu kesulitan, akan dikalahkan oleh dua kemudahan. Merunduklah kepada Allah, pasti kesulitanmu akan sirna selekasnya. Setiap orang yang penuh dengan ketabahan, pasti akan mendapatkan jalan keluar.” Wallahu A’lam.


~(Dari buletin Darul Qasim, Riyadh, “ila ahlil masa’ib wal ahzan”, petikan khutbah Syaikh Dr.Abdul Muhsin Al-Qasim – imam dan khatib di Masjid Nabawi-, Abu Umar Basyir Al-Maidani).~

4.18.2005

Ketika Bidadari Turun ke Bumi

Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengisahkan tentang bidadari-bidadari surga. Bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya. Siapakah yang orang yang beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela agama Allah.

Sebagian kita mungkin berfikir, kapan kita berjumpa dengan bidadari-bidadari itu, apakah ia akan kita miliki, adakah ia sedikit diantara mereka mendiami bumi sekarang ini?

Bidadari-bidadari itu telah turun ke bumi. Semenjak Islam mulai bangkit lagi di bumi ini. Bidadari-bidadari itu menghias diri setiap hari. Dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, menentramkan hati setiap pemiliknya. Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Seperti apakah bidadari bumi itu? Bisakah kita mengikuti langkahnya, apakah dia anak, adik, keponakan perempuan atau apakah ia istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita realisasikan, tapi syetan kuat menahan?

Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Setiap perempuan bisa menjadi bidadari bumi, seperti apakah ciri-cirinya?

1. Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.

2. Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.

3. Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi perketi yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan ria.

4. Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.

5. Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah.

6. Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.

7. Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya. "Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah". (HR Muslim)

Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah aku, ibuku, kakak dan adiku serta perempuan-perempuan di sekelilingku menjadi bidadari bumi. Agar kelak di syurga kami tidak canggung lagi.

~sumber: www.eramuslim.com~

Terima Kasih Bunda

Bunda bagaimana kabarmu hari ini
Semoga bunda masih selalu tampak cantik
Semoga hari ini senyummu selalu memberikan kedamaian
Kedamaian kepada keluarga dan dunia seisinya

Bunda,
Masih terasa dekapan lembutmu
Rasa sayangmu takkan terlupakan
Saat diriku sakit engkau sabar merawatku
Engkau juga merawat keluarga tanpa letih
Meski sakit, lelah, engkau tetap memberikan cintamu

Bunda,
Aku rindu...
Maafkan anakmu jika dulu aku pernah berbuat salah
Di kala aku jauh, terasa benar arti kehadiranmu
Di saat aku sendiri aku mesti menjaga diri sendiri
Tiada lagi bantuan darimu

Tapi, aku makin tahu bunda
Betapa susah mengurus diri
Dulu tiap kali bajuku kotor
Engkau yang selalu mencuci
Saat aku lapar engkau juga yang menyiapkan makan
Sekarang aku tahu dan akan terus belajar bunda

Bunda, di keheningan malam
Aku akan selalu berdoa untukmu
Semoga Allah senantiasa menjagamu
Untuk semua keluarga
Memberi hidayah-Nya, juga kepada keluarga

Terima kasih bunda….

Untuk Muslimah yang Cantik

“Saat diciptakan wanita, Allah membuatnya menjadi sangat utama. Diciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Diberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Diberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Kepada wanita, diberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Diberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Diberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak. Diberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.

Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya diberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus diberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.


~dari berbagai sumber~

4.11.2005

Merantaulah!

Oleh: Al-imam asy-Syafi'i

Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh menggenang

Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan

4.05.2005

KEBUTUHAN PRIMER PRIA & WANITA

Enam Kebutuhan Primer Cinta Wanita dan Enam Kebutuhan Primer Cinta Pria

diambil dari Buku Mars and Venus (John Gray, Ph.D), dari milis DT

Kebanyakan kebutuhan emosional kita yang kompleks dapat diringkas sebagai kebutuhan akan cinta. Kaum pria dan wanita masing-masing mempunyai enam kebutuhan cinta yang khas dan sama-sama penting. Kaum pria terutama membutuhkan kepercayaan, penerimaan, penghargaan,pujian, persetujuan dan dorongan. Kaum wanita terutama membutuhkan rasa sayang, pengertian, rasa hormat, perhatian, penegasan dan jaminan. Tugas besar untuk memikirkan apa yang dibutuhkan pasangan kita dapat sangat disederhanakan melalui pemahaman tentang kedua belas cinta yang berbeda itu.

Dengan meninjau daftar ini, Anda dengan mudah dapat melihat mengapa pasangan Anda merasa tidak dicintai. Dan yang paling penting, daftar ini dapat memberi Anda arah untuk memperbaiki hubungan-hubungan Anda dengan lawan jenis bila Anda tidak tahu lagi harus berbuat apa.

Wanita perlu menerima :

1. Perhatian
2. Pengertian
3. Hormat
4. Kesetiaan
5. Penegasan
6. Jaminan

Pria perlu menerima :

1. Kepercayaan
2. Penerimaan
3. Penghargaan
4. Kekaguman
5. Persetujuan
6. Dorongan

Memahami kebutuhan-kebutuhan primer Anda

Tentunya setiap pria dan wanita pada akhirnya membutuhkan kedua belas jenis cinta itu. Mengakui keenam jenis cinta yang dibutuhkan kaum wanita tidak berarti kaum pria tidak membutuhkan jenis-jenis cintaini. Kaum pria juga membutuhkan perhatian, pengertian, rasa hormat, kesetiaan, kebenaran dan ketenteraman. Yang dimaksud "kebutuhan primer" adalah orang perlu lebih dulu memuaskan kebutuhan primernya sebelum sanggup sepenuhnya menerima dan menghargai jenis-jenis cinta lainnya.

Kebutuhan primer harus lebih dulu dipenuhi sebelum orang sanggup sepenuhnya menerima dan menghargai jenis-jenis cinta lainnya.

1. Wanita membutuhkan Perhatian, Pria membutuhkan Kepercayaan

Saat pria memperlihatkan minat terhadap perasaan-perasaan wanita dan menunjukkan kepedulian mendalam akan kesejahteraan wanita itu, si wanita merasa dicinta dan diperhatikan. Dengan membuat si wanita merasa istimewa dengan cara yang penuh cinta, pria itu berhasil memuaskan kebutuhan primernya yang pertama. Tentu saja si wanita makin mempercayainya. Rasa percaya ini membuatnya lebih terbuka dan lebih mudah menerima.

Bila wanita menunjukkan sikap terbuka dan mudah menerima terhadap pria, pria itu merasa dipercaya. Mempercayai pria berarti meyakini bahwa ia melakukan yang terbaik dan bahwa pria tersebut menginginkan yang terbaik bagi pasangannya. Bila reaksi-reaksi si wanita mengungkapkan kepercayaan positif terhadap kemampuan dan niat pria, kebutuhan cinta utama pria itu pun terpuaskan. Otomatis pria itu jadi lebih penuh cinta dan perhatian terhadap perasaan-perasaandan kebutuhan si wanita.

2. Wanita membutuhkan Pengertian, Pria membutuhkan Penerimaan

Bila pria mendengarkan tanpa menghakimi, melainkan dengan empati dan kedekatan terhadap wanita yang sedang mengungkapkan perasaan-perasaannya, wanita itu merasa didengarkan dan dipahami. Sikap penuh pengertian tidak berarti mengetahui pikiran atau perasaan seseorang, melainkan berusaha mengumpulkan makna-makna dari apa yang didengar, dan bergerak untuk membenarkan apa yang disampaikan. Semakin terpenuhi kebutuhan wanita untuk didengarkan dan dimengerti, semakin mudah baginya untuk memberi penerimaan yang dibutuhkan pasangannya.

Bila wanita dengan penuh cinta menerima pria tanpa berusaha mengubahnya, pria itu merasa diterima. Sikap menerima itu tidak menolak, melainkan menegaskan bahwa pria itu diterima dengan gembira.Ini tidak berarti si wanita yakin pria itu sempurna, melainkan memperlihatkan bahwa ia tidak mencoba memperbaiki pria itu, bahwa ia mempercayai si pria untuk membuat perbaikan-perbaikan sendiri. Setelah merasa diterima, lebih mudah bagi pria untuk mendengarkan dan memberi wanita pemahaman yang dibutuhkan dan layak diterimanya.

3. Wanita membutuhkan Rasa Hormat, Pria membutuhkan Penghargaan

Wanita merasa dihormati bila pria menanggapinya dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, harapan dan kebutuhan-kebutuhannya. Bila tingkah laku pria itu mempertimbangkan pikiran-pikiran dan perasaannya, wanita tersebut pasti merasa dihormati. Ungkapan-ungkapan rasa hormat fisik dan nyata, misalnya dengan memberi bunga dan mengingat ulang tahun, sangat penting untuk memuaskan kebutuhan cinta utama nomor tiga pada wanita. Bila wanita merasa dihormati, jauh lebih mudah baginya untuk memberi suaminya penghargaan yang layak diterimanya.

Bila wanita mengakui telah menerima manfaat dan nilai pribadi dariusaha-usaha dan tingkah laku pria, si pria jadi merasa dihargai. Penghargaan merupakan reaksi alami terhadap pasangan didukung. Setelah merasa dihargai, pria tahu usahanya tidak sia-sia; dengan demikian, ia didorong untuk memberi lebih banyak. Pria yang merasa dihargai secara otomatis lebih bersemangat dan terdorong untuk lebih menghormati pasangannya.

4. Wanita membutuhkan Kesetiaan, Pria membutuhkan Kekaguman

Bila pria mengutamakan kebutuhan-kebutuhan wanita dan dengan bangga mendukung dan memuaskan si wanita, kebutuhan utama cinta nomor empat wanita tersebut terpuaskan. Wanita berkembang subur jika ia merasa dipuja dan istimewa. Pria dapat memenuhi kebutuhan ini dengan lebih mementingkan kebutuhan dan perasaan wanita itu daripada minat-minatnya sendiri seperti pekerjaan, pelajaran, dan rekreasi. Jika si wanita merasa dirinyalah yang terpenting dalam kehidupan pria itu, dengan mudah ia akan memberikan kekagumannya.

Seperti halnya wanita perlu merasakan perhatian pria, pria pun perlu merasakan kekaguman wanita. Mengagumi pria adalah memandangnya dengan penuh kekaguman, rasa senang dan persetujuan yang menyenangkan. Pria merasa dikagumi jika wanita gembira dan takjub akan sifat-sifat khasnya atau bakat-bakatnya yang mungkin mencakup rasa humor, keperkasaan, ketekunan, kejujuran, integritas, kemesraan, kebaikan hati, cinta, pengertian dan sifat-sifat baik lain. Bila pria merasa dikagumi, ia akan merasa cukup aman untuk membaktikan diri bagi isterinya dan menyanjungnya.

5. Wanita membutuhkan Penegasan, Pria membutuhkan Persetujuan.

Bila pria tidak keberatan atau tidak menentang perasaan dan kebutuhan wanita, melainkan menerimanya dan menegaskan keabsahannya, wanita akan betul-betul merasa dicintai, karena kebutuhan primernya yang kelima telah terpuaskan. Sikap mengesahkan pria menegaskan hak wanita untuk merasa sebagaimana dirasakannya. (Perlu diingat, pria dapat menghargai sudut pandang wanita, meski ia sendiri mempunyai sudut pandang berbeda). Setelah pria belajar menunjukkan pada wanita sikap mengiyakan ini, pria itu pasti memperoleh persetujuan yang terutama dibutuhkannya.

Jauh di dalam lubuk hatinya, setiap pria ingin menjadi pahlawan atau ksatria dengan baju baja berkilauan bagi wanita. Tanda bahwa pria telah lulus ujian seorang wanita adalah persetujuannya. Sikap menyetujui ini berupa pengakuan atas kebaikan dalam diri si pria dan mengungkapkan kepuasan menyeluruh terhadap pria itu. (Ingat, memberikan restu kepada pria tidak lalu berarti sependapat dengannya). Sikap menyetujui berarti mengakui atau mencari alasan-alasan yang baik di balik apa yang dilakukan pria itu. Setelah pria menerima persetujuan yang dibutuhkan, jadi lebih mudah baginya untuk menghargai perasaan-perasaan si wanita.

6. Wanita perlu Jaminan, Pria perlu Dorongan

Bila pria berulang-ulang memperlihatkan bahwa ia memperhatikan, memahami, menghormati, menghargai dan menyayangi pasangannya, kebutuhan utama pasangannya untuk diyakinkan telah terpenuhi. Sikap meyakinkan membuat wanita merasa senantiasa dicintai. Pria umumnya membuat kekeliruan dengan menganggap bahwa sekali ia telah memenuhi semua kebutuhan cinta primer isterinya, dan isterinya merasa bahagia dan aman, maka sejak saat itu isterinya harus tahu bahwa ia dicintai. Padahal ini tidak cukup. Untuk memuaskan kebutuhan cinta primer nomor enam isterinya, pria harus ingat untuk meyakinkannya berulang kali.

Demikian juga, pria terutama merasa perlu mendapat dorongan dari wanita. Sikap membesarkan hati dari wanita bisa memberi harapan dan keberanian kepada pria. Wanita dapat mengungkapkan kepercayaanakan kemampuan-kemampuan serta watak si pria. Sikap mengungkapkan kepercayaan, penerimaan, penghargaan, kekaguman dan persetujuan mendorong pria untuk menjadi pribadi yang sebaik-baiknya. Karena merasa berbesar hati, pria terdorong untuk memberi kepada wanita jaminan penuh cinta yang dibutuhkannya.

Pria dapat menampilkan sisinya yang terbaik setelah kebutuhan-kebutuhan cinta primernya yang keenam terpuaskan. Tapi kadang-kadang wanita tidak tahu apa yang terutama dibutuhkan pria. Ia memberikan cinta penuh perhatian, bukannya cinta penuh kepercayaan. Dengan demikian, ia secara tak sadar menyabot hubungan mereka.