8.06.2005

Dia adalah engkau, sayangku!

“Sayang, aku cinta kamu...”
Itulah sepenggal sms Dani kepada Nanda. Serasa indah hari ini bagi Nanda. Wanita mana yang tak merasa bahagia jika mendapat kata-kata sayang. Apalagi jika diucapkannya dalam nuansa yang romantis. Duuh, serasa dunia milik berdua. Usia muda memang adalah masa-masa yang indah, terutama bagi mereka yang sedang memadu kasih. Kamus mereka penuh berisi kata-kata cinta, sayang, rindu dan pujian. Terasa kangen berat jika sehari saja tidak bertemu sang pujaan hati. Asalkan engkau ada di dekatku, meski badai menerjang, gunung tinggi pun sanggup kudaki. Wuiih semuanya indaaah gitu lho!

Lihat juga percakapan antara Fatimah binti Rasulullah Saw dengan Sayyidina Ali. Suatu hari Fatimah berkata kepada Ali, "Wahai kekasihku, sesunguhnya aku pernah menyukai seorang pemuda ketika aku masih gadis dulu." "O ya," tanggap Sayidina Ali dengan wajah sedikit memerah. "Siapakah lelaki terhormat itu, dinda?" "Lelaki itu adalah engkau, sayangku," jawabnya sambil tersipu, membuat sayidina Ali tersenyum dan semakin mencintai isterinya.

Percakapan romantis dalam keluarga mungkin menjadi biasa bagi pasangan suami isteri. Bayangan-bayangan indah sebelum menikah menjadi nyata bagi mereka. Kata-kata pujian terucap tulus kepada suami dan isteri tercinta. Tiada lagi yang dapat disembunyikan dan semuanya semata hanya mengharap ridha Allah.

Hubungan keluarga akan langgeng jika diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Mencintai pasangan perlu dilakukan dengan tulus demi mengharap ridha-Nya. Perlu komitmen untuk menjaga hubungan keluarga tetap utuh. Pria dan wanita memang diciptakan berbeda. Seperti sepasang sandal, keduanya saling melengkapi. Meski berbeda keduanya justeru nampak lebih serasi. Terasa aneh jika memakai kiri atau kanan semua.

“…dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (An Nisa’: 19)

Setelah menikah adanya ketidakcocokan pasangan pasti akan muncul. Gambaran pasangan yang dikenal sebelum menikah tidak akan tetap ideal. Terimalah pasangan kita apa adanya. Apakah jika tidak cocok lagi hubungan keluarga harus berhenti. Tidak. Yang penting bukan mencari kecocokan tapi saling melengkapi. Dan yang lebih penting di antara itu semua adalah niat karena Allah.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita, keluarga, dan saudara-saudara kita.
Amin.

No comments: